Senin, 27 November 2017

Instrumen Investasi

Instrumen Investasi
Perkembangan ekonomi khususnya pasar modal di Indonesia melahirkan begitu banyak pilihan investasi, bahkan jauh melebihi yang selama ini kita kenal secara umum. Berikut adalah beberapa instrumen investasi yang bisa menjadi pilihan.

1. PROPERTI
Investasi di property masih jadi pilihan utama kebanyakan orang, sebab orang beranggapan bahwa itu adalah salah satu cara terbaik untuk mengembangkan uang. Secara umum investasi property dianggap lebih aman daripada jenis investasi lainnya. Sebabnya Anda menguasai atau mengelola sendiri investasinya, jadi Anda bisa mengendalikan hampir semuanya. Namun hal itu bukanlah satunya keuntungan berinvesatsi di property, karena yang paling menarik sebenarnya dari invesatsi di property ini memungkinkan Anda untuk menggunakan uang orang lain untuk mulai berinvestasi.
Macam-Macam Investasi Properti
1. Investasi Tanah
Nama pemilik tanah harus sesuai dengan yang tertera pada sertifikat. Pastikan pula ukuran tanah sesuai dengan sertifikat dan pastikan di mana batas-batasnya.
Jika ingin harga tanahmu naik dengan cepat, pilih lokasi yang strategis. Investasi tanah kosong memiliki beberapa keuntungan antara lain biaya perawatan yang minim. Anda bisa mendapatkan untung maksimal jika menjualnya untuk jangka panjang, misalnya lima tahun ke depan.
Kalau Anda menyewakan tanah kosong, umumnya yield-nya tidak terlalu besar yaitu hanya 0,5% – 2% per tahun. Yield maksudnya adalah keuntungan yang Anda peroleh dari nilai sewa per tahun dibandingkan dengan harga properti.
Kekurangan lainnya adalah ketika ukuran tanahmu terlalu luas, akan sulit menjualnya. Kecuali Anda menjual dalam bentuk tanah kavling. Menjual tanah kavling kerap lebih mudah ketimbang menjual tanah yang berukuran sangat luas.
2. Menyewakan Rumah
Anda bisa mendapatkan yield 3% – 5% per tahun atau lebih tinggi dari itu dengan menyewakan rumah. Jika ingin mendapatkan hasil yang baik, pilihlah lokasi yang strategis, anda juga bisa mendapatkan keuntungan dengan menjualnya untuk jangka panjang.
Investasi rumah memerlukan biaya perawatan lebih besar. Apalagi jika Anda mendapatkan penyewa yang kurang bertanggung jawab.
3. Bisnis Indekos
Kalau Anda tergiur dengan hasil yang lebih tinggi, pilihlah bisnis indekos dibandingkan rumah sewa. Anda berpotensi mengantongi yield di kisaran 5% – 7% per tahun. Keunggulan bisnis indekos adalah Anda juga berpeluang mendulang untung dari usaha tambahan misalnya catering dan laundry. Anda harus lebih teliti dalam hal perawatan dalam bisnis indekos. Dalam kondisi tertentu, Anda bahkan harus membayar orang untuk bertugas khusus membersihkan dan menjaga indekos.
4. Investasi Apartemen dan Kondominium
Investasi apartemen dan kondominium berpotensi menorehkan yield 7% – 12% per tahun. Kekurangannya, memilih apartemen atau kondominium untuk investasi properti harus lebih teliti. Jika salah pilih apartemen atau kondominium maka akan sulit mendapatkan hasil maksimal. Misalnya lokasi yang kurang strategis, atau harus berurusan dengan pengembang maupun manajemen gedung yang kurang baik.
5. Investasi Ruko, Kios, dan Toko
Anda akan semakin mudah menemukan penyewa jika lokasinya strategis. Jika salah pilih lokasi, maka Anda akan terancam sulit mendapatkan penyewa dan juga sulit untuk menjualnya kembali. Yield untuk roko berkisar 6% – 9% per tahun. Sementara investasi kios/toko menjanjikan yield 5% – 10% per tahun.
Kelebihan Investasi Properti
1. Nilai Tambah (Added Value)
Nilai tambah investasi properti diperoleh akibat pengembangan bangunan di atas sebidang tanah kosong. Nilai tambah akan semakin  tinggi, jika bangunan berada di lokasi strategis dengan akses dan fasilitas yang baik, serta dibuat dengan arsitektur yang indah.
2. Peningkatan Pendapatan Tahunan (Income Appreciation)
Dari sebidang tanah yang dikembangkan—tanah kosong menjadi rumah atau ruko—seorang investor dapat menerima sewa. Keuntungan lain adalah kenaikan harga sewa, karena sifat kelangkaan tanah dan properti akan terus terjadi sepanjang perekonomian di sebuah negara terus tumbuh.
3. Peningkatan Nilai Tanah (Capital Appreciation)
Apresiasi nilai tanah merupakan keuntungan lain dari investasi properti. Jumlah manusia setiap saat terus bertambah, sementara jumlah tanah tidak dapat bertambah. Ini merupakan teori klasik yang secara sederhana menjelaskan mengapa harga tanah terus merangkak naik dari waktu ke waktu.
4. Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)
Dibandingkan dengan deposito, emas atau investasi lain, properti mempunyai karakter yang tahan lama. Bisnis properti memiliki horison (jangka waktu) investasi rata-rata 3 – 5 tahun. Artinya, setelah 3 – 5 tahun perkembangan nilainya sudah cukup berarti untuk menghasilkan capital gain (selisih harga beli dan harga jual).
5. Daya Pengungkit Investasi yang Tinggi (High Leverage Investment)
Sebagai contoh, Anda berinvestasi properti dengan uang Rp100 juta sebagai uang muka (DP), maka Anda bisa memiliki investasi properti sebesar Rp500 juta atau lima kali lipat, karena sisanya sebesar Rp400 juta dibayar dengan menggunakan pembiayaan bank. Jika nilai investasi naik 10% menjadi Rp550 juta, maka keuntungan Anda Rp50 juta (Rp550 juta – Rp500 juta) atau 50% dari investasi awal yang “cuma” Rp100 juta. Inilah yang disebut daya pengungkit investasi yang tinggi.
6. Proteksi Terhadap Inflasi (Hedge of Inflation)
Secara tradisional, orang membeli tanah dan bangunan untuk menjaga investasi tersebut agar tidak tergerus inflasi. Artinya, pemilik yakin membeli properti, nilai investasi tidak akan turun seperti nilai mata uang yang tergerus inflasi. Bahkan karena sifat kelangkaannya, nilai investasi itu terus meningkat seiring waktu.
7. Kebanggaan Kepemilikan (Pride of Ownership)
Dibandingkan dengan investasi jenis lain, rasa bangga terhadap kepemilikan properti pada umumnya lebih tinggi. Maka zaman dahulu, tuan tanah diasosiasikan sebagai orang kaya. Hal ini disebabkan karena properti juga dapat menghasilkan income dari sewa.
Kekurangan Investasi Property
1. Beban Perawatan (Management Burden)
Pemilik atau investor properti tak dapat membiarkan investasinya berjalan dengan hasil yang meningkat terus menerus, tanpa memastikan properti tersebut dalam keadaan baik. Dia juga mesti mengeluaran biaya tambahan guna merawat kondisi bangunan agar income dari sewa bisa meningkat.
2. Investasi Padat Modal (High Capital Investment)
Investasi properti pun dapat dikatakan sebagai investasi yang bersifat padat modal (capital intensive). Mengapa demikian? Karena semakin besar modal yang ditanamkan dalam properti, relatif semakin besar pula hasil yang didapatkan investasi properti tersebut.
3. Keterjangkauan Investasi (Affordability Investment)
Harga properti ditetapkan berdasarkan sifat-sifat pasar lokal serta tren yang memengaruhi permintaan dan penawaran properti. Transaksi properti biasanya merupakan pembelian leverage yang melibatkan pembiayaan dari bank.
4. Biaya Transaksi yang Tinggi (High Cost Transaction)
Mengeluarkan biaya yang lebih tinggi dibanding berinvestasi di sektor lain. Biaya-biaya tersebut berupa pajak, antara lain: PPH (5% yang dikenakan bagi penjual) dan BPHTB (5% yang dikenaan bagi pembeli).
5. Waktu Lama untuk Membeli (Time Consuming Acquisition)
Membeli properti yang sesuai keinginan tidak bisa dalam tempo singkat, bisa dalam hitungan minggu atau bulan. Hal ini juga dijelaskan dalam sifat properti yang tidak likuid (lack of liquidity). 6. Terbatasnya Pengetahuan (Lack of Knowledge)
Pengetahuan yang terbatas disebabkan karena properti yang bersifat lokal (localized). Harga sebuah rumah di satu tempat, belum tentu sama dengan di tempat lain. Hal ini membuat investor harus jeli dan membuat survei terhadap di lokasi incarannya.
7. Penyusutan Bangunan (Building Depreciation)
Investasi properti yang berbasis pada tanah dan bangunan, walaupun dari tahun ke tahun meningkat—akibat harga tanah yang meningkat akibat kelangkaan—namun bangunan di atasnya secara teoritis memiliki umur. Hal ini berbeda dengan tanah yang memiliki umur panjang alias abadi. Secara teoritis, bangunan dapat berumur 20, 30, atau 40 tahun, tergantung fungsi, kualitas, dan standar kekokohan bangunan (konstruksi).
8. Hancur Bila Terjadi Bencana Alam (Physical Hazard)
Dibandingkan dengan investasi lain, investasi properti memiliki risiko kehancuran tanah dan bangunan yang bisa disebabkan gempa, tanah longsor, tsunami dan lain-lain. Namun, hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan asuransi, sehingga secara praktis kehancuran akibat bencana dapat dihilangkan dengan biaya tambahan untuk membayar premi asuransi.
Resiko Bisnis dan Investasi Properti
1. Regulasi pemerintah
Misalkan, anda berkeinginan membangun proyek perumahan atau perkantoran, maka masalah yang anda hadapi adalah perizinan dari pemerintah setempat, seringkali perizinan akan memakan proses panjang dan ketat karena hal ini berkaitan dengan tata kota dan ruang, dan apesnya lagi jika perizinan anda ditolak.
2. Permasalahan kredit properti bank
ingat krisis ekonomi global 2008 yang dialami amerika sehingga berdampak pada ekonomi Negara lainnya, krisis tersebut bermula dari kredit perumahan yang diberikan oleh bank. Saat itu bank banyak memberikan kredit perumahan kepada masyarakat, namun dikemudian hari banyak sekali masyarakatnya malah tidak bisa melunasi pinjamannya, tentu hal ini akan berdampak pada keuangan bank, akhirnya banyak bank yang mengalami kebangkrutan. Karena bank mengalami kebangkrutan maka bank tidak bisa memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan lainnya, dan perusahaan-perusahaan yang mengandalkan pinjaman bank untuk operasi usahanya tentu juga akan mengalami kesulitan keuangan, dan efek ini mempengaruhi segala sektor ekonomi seperti efek domino.
Cara Membeli Properti
1. Membeli rumah secara KPR
KPR (kredit pemilikan rumah) membeli property dengan melakukan pembayaran kredit. Dengan itu, Anda akan melakukan proses cicilan properti yang dibeli. Besarnya cicilan yang dibayarkan per bulannya biasanya bergantung pada besarnya DP yang diberikan di awal.
Perlu diketahui, untuk KPR itu sendiri, DP yang harus dibayarkan adalah sebesar 30 persen dari harga beli investasi tersebut. Biasanya, fasilitas seperti ini akan Anda dapatkan melalui lembaga perbankan dalam bentuk agunan properti yang akan dibeli.
KPR sendiri dibagi menjadi beberapa kategori. Sewaktu Anda berniat untuk membeli properti, KPR yang digunakan adalah KPR pembelian.
Para developer menyediakan fasilitas KPR untuk memudahkan calon pembeli yang tidak memiliki uang untuk membeli secara cash. Sistem yang dipakai dalam KPR juga mudah dan cepat. Kebanyakan orang mengatakan membeli rumah dengan KPR akan lebih untung, benarkah begitu?
2. Membeli rumah secara cash
Ada juga orang yang mengatakan lebih baik untuk membeli rumah secara cash. Faktanya, jika Anda memiliki sejumlah dana yang menganggur, Anda disarankan untuk membeli rumah secara cash. Apalagi jika dana yang dimiliki sudah dipisah-pisahkan dengan dana untuk asuransi kesehatan, dana darurat, dana portofolio investasi, tabungan, dan lain sebagainya.
Ketika hendak membeli rumah secara cash, Anda perlu untuk mempersiapkan dana tambahan yang biasanya digunakan untuk mengurus sertifikat-sertifikat penting mengenai properti yang dibeli. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi penipuan yang akan terjadi.
Dari dua penjelasan di atas, pastinya membuat Anda yang bingung sebenarnya yang mana sebaiknya yang harus Anda pilih.
Untuk mempermudah Anda, perhatikan contoh perhitungan di bawah ini:
Seorang pegawai A berniat untuk membeli rumah dengan cara KPR. Harga properti tersebut Rp 300 juta. Si A sudah menabung uangnya sebesar Rp 5 juta per bulan untuk membayar uang muka atau down payment (DP) KPR. Jika 30 persen dari Rp 300 juta = Rp 90 juta, maka si A memerlukan waktu 18 bulan untuk mengumpulkan DP sebesar Rp 90 juta. Setelah itu, ia harus membayarkan cicilan KPR sebesar RP 3,6 juta per bulannya. Setelah 10 tahun, dana yang disetorkannya ke KPR senilai Rp 432 juta. Jika dihitung, nilai dari total propertinya sudah mencapai Rp 732 juta.
Bandingkan dengan si B yang memilih menabung selama 12 tahun untuk membeli rumah seharga Rp 650 juta. Sebagai catatan, tipe rumah mungkin saja sudah berbeda dan memiliki kesan yang lebih modern lagi serta harga rumah yang sudah pasti tidak berada pada angka Rp 732 juta lagi.
Memang, ada banyak hal yang perlu dipikirkan ketika hendak membeli rumah dengan cara KPR atau cash. Hal yang perlu diperhatikan adalah modal yang dimiliki dan tren suku bunga yang ada.
Sebaiknya, memilih KPR jika modal tidak mencukupi dan menyiapkan beberapa dana darurat dan dana proteksi untuk menghindari beberapa kejadian yang nantinya tidak diinginkan. Dalam menyicil rumah, pikirkan matang-matang kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Pikirkan juga berapa tarif bunga yang dipatok antara bank yang satu dan bank yang lainnya.

SUMBER :

2. LOGAM MULIA
Emas atau Perak? Emas sebagai pilihan investasi sudah cukup populer di tengah-tengah masyarakat. Berbeda halnya dengan perak, yang masih kalah peminat dibandingkan emas. Sebabnya, sebagian besar orang masih meyakini bahwa satu-satunya logam mulia yang dapat dijadikan pilihan investasi hanyalah emas. Nyatanya, perak bisa dijadikan pilihan investasi ketimbang investasi emas. Meskipun sama-sama menarik untuk dijadikan pilihan investasi, keduanya memiliki perbedaan di berbagai sisi. Penasaran apa saja perbedaannya? Berikut ini disajikan informasi lengkap mengenai perbandingan investasi emas dan perak.
Berbagai macam bentuk emas dan perak bisa dijadikan investasi. Emas mengalami pertumbuhan rata-rata 18,65% per tahun, dan perak 22,76% per tahun.
Macam-Macam Investasi Emas
A. Investasi Emas dalam Bentuk Real Asset
1. Emas Batangan  
Emas batangan adalah emas yang berbentuk batangan atau logam, seperti logam mulia ANTAM. Emas batangan ini merupakan investasi emas yang paling populer dan aman, karena emas batangan dapat dijual dengan mudah dan cepat serta tidak dikenai pajak ataupun biaya lainnya. Sehingga sangat patut sekali untuk dijadikan pilihan dalam berinvestasi.
2. Emas Perhiasan
Saat kita membeli perhiasan emas di toko perhiasan maka kita juga diharuskan untuk membayar lebih banyak dikarenakan adanya ongkos pembuatan emas dan akan dikenai pajak (PPN). Dan saat kita ingin menjual perhiasan emas kembali, biasanya toko perhiasan hanya akan membayar emasnya saja. Jadi ongkos pembuatannya tidak dihitung, sehingga harga jual emas menjadi berkurang. Maka dari itu investasi perhiasan emas sangat tidak disarankan untuk investasi jangka pendek. Investasi emas perhiasan lebih cocok untuk investasi jangka panjang. 
3. Koin Emas
Koin emas sering dijadikan investasi bagi seseorang yang ingin memiliki tabungan untuk mempersiapkan ibadah haji, maka dari itu sering disebut ONH (Ongkos Naik Haji). Investasi ini sebenarnya sama dengan investasi emas lainnya karena memiliki harga yang mengikuti harga mata uang asing (dolar Amerika Serikat) dan aman terhadap inflasi.
4. Dinar Emas
Dinar emas merupakan sarana investasi yang tahan terhadap inflasi sehingga nilai instrinsiknya tidak menyusut. Di Indonesia, Dinar Emas diproduksi UBPP Logam Mulia PT Aneka Tambang yang telah memiliki kualitas standar internsional dan telah disertifikasi LBMA.
5. Emas Kuno
Emas kuno berbentuk koin yang telah berumur ratusan hingga ribuan tahun. Emas kuno memiliki harga jual tinggi karena memiliki nilai sejarah sehingga sangat baik jika dijadikan koleksi dan sarana investasi.
6. Emas Lokal
Emas yang proses pemurniannya dilakukan oleh industri-industri kecil atau industri rumah tangga di suatu daerah. Karena itu, harga emas lokal di masing-masing daerah tidak sama, bergantung pada tingkat kemurniannya.
B. Investasi Emas dalam Bentuk Paper Asset
1. Sertifikat Emas  
Sertifikat emas merupakan bukti kepemilikan emas yang tersimpan di bank suatu Negara. Sertifikat emas ini merupakan investasi yang menguntungkan dan aman karena seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya penyimpanan emas.
2. Saham Perusahaan Emas
Harga saham perusahaan akan bergerak naik apabila keadaan pasar emas sedang naik. Harga saham perusahaan bergerak naik lebih cepat daripada harga emas fisik. Meskipun menguntungkan, tapi tetaplah berhati-hati karena investasi ini memilki risiko.
3. Kontrak Emas Berjangka
Emas dapat diperjualbelikan sebagai komoditas di pasar perdagangan berjangka (futures trading). Sehingga seseorang tidak perlu memegang fisik emas, cukup dengan bukti administrasi kepemilikan. Perdagangan emas berjangka termasuk produk trading derivative product, yang memiliki leverage tinggi. Leverage (daya ungkit) yang tinggi dapat membuat Anda untung besar dalam waktu sekejap dan juga sebaliknya.
4. Direct Sales (DS)/Multi Level Marketing (MLM) Emas
Investasi emas dapat ditempuh melalui jaringan perusahaan “penjualan langsung” (direct selling/DS) dan “penjualan berjenjang” (multilevel marketing/MLM). Sayangnya, di Indonesia beberapa oknum perusahaan mempraktikkan teknik pemasaran DM dan MLM untuk modus penipuan dan penggandaan uang. 
Kelebihan Investasi Emas
1. Harga Emas Selalu Naik
Ini adalah salah satu faktor utama seseorang menginvestasikan uang dalam bentuk logam mulia emas karena harga emas yang selalu naik dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut dipicu dari harga emas tingkat inflasi.
2. Tidak Bergantung kepada Pihak Manapun
Investasi dapat dibawa ke mana saja sesuai yang kehendak.
3. Daya Beli Emas Bersifat Tetap
Kadang emas juga mengalami penurunan harga. Namun penurunan harga sangat kecil kemungkinannya. Kemudian akan berubah menjadi kenaikan harga emas yang drastis. Harga emas tetap sesuai dengan daya beli masyarakat pada waktu itu.
4. Investasi Emas Tak Tergantung terhadap Kebijakan Pemerintah
Harga emas tetap akan naik dan tidak akan bergantung pada keputusan pemerintah. Seperti apapun keputusan yang dibuat pemerintah, harga emas akan tetap stabil dan terus naik seperti biasa.
Sedangkan jika nilai mata uang rupiah akan sangat rentan alias tidak stabil. Kadang naik dan turun. Itulah kelebihan investasi emas yang perlu diketahui.
5. Investasi Emas Sangat Mudah
Investasi emas dapat dilakukan bahkan dengan dana yang terbatas. Selain itu, lembaga perbankan Indonesia dan pegadaian yang bertebaran di berbagai wilayah desa dan kota di tanah air menyediakan layanan investasi emas logam mulia bagi masyarakat luas secara mudah dengan persyaratan yang tak terlalu rumit.
6. Investasi Emas Bertahan Terhadap Laju Inflasi
Tahan terhadap arus inflasi. Usahakan return bisa melampaui angka inflasi yang sudah ada. Dan salah satu hal yang mampu mengalahkan itu adalah investasi logam mulia emas. Ia jarang mengalami penurunan harga kalaupun mengalaminya, hanya akan terjadi sesaat.
7. Investasi Emas Dapat Dijadikan Jaminan
Jika Anda memerlukan uang tunai dalam jumlah besar secara cepat maka tak ada salahnya mencoba meminjam uang ke bank syariah atau pegadaian syariah dengan investasi emas atau perhiasan emas sebagai jaminanya.
8. Investasi Emas Mudah Diuangkan
Di saat-saat darurat di mana Anda membutuhkan uang tunai dalam jumlah yang besar untuk keperluan tertentu. Maka, investasi emas ini dapat dijadikan sebagai penolong Anda, di mana ia bisa diuangkan secara mudah dan cepat.
Kekurangan Investasi Emas:
1. Ketika emas tersebut hilang. Jadi dibutuhkan tempat penyimpanan khusus yang tentu membutuhkan biaya tambahan.
2. Meskipun harganya cenderung naik, namun harga logam mulia ini tentu bisa mengalami guncangan. Faktanya nilai emas cenderung fluktuatif. Banyak resiko nilainya turun meskipun secara jangka panjang harganya akan cenderung naik.
3. Emas sangat tidak cocok menjadi investasi untuk jangka waktu yang pendek. Ketika Anda membeli emas hari ini, lalu kemudian langsung dijual keesokan harinya, kemungkinan perbadingan harga beli dan jualnya adalah 3% – 4%.
Resiko Investasi Emas
1. Warna Emas Yang Memudar
Warna emas dapat memudar jika anda tidak merawat dengan sebaik-baiknya, pemudaran warna tentu akan berdampak pada harga jual yang menurun. Jika hal ini terjadi maka keuntungan yang didapat pun otomatis juga akan mengalami penurunan. Maka jika anda telah memiliki emas atau akan berinvestasi emas, alangkah baiknya jika emas dirawat dengan baik agar nilai jual tetap tinggi.
2.
Bentuk Fisik Yang Kurang Praktis
Walau kilauan emas sangat indah nan menawan, untuk tujuan investasi emas dinilai kurang praktis karena fisiknya yang memerlukan tempat dan keamanan yang ekstra. Jika anda memiliki emas berkilo-kilo maka tidak cukup jika hanya disimpan di brankas yang kecil, sehingga memerlukan tempat yang lebih besar. Belum lagi soal keamanan, emas yang banyak tentu akan mencolok, hal ini diperlukan keamanan yang baik.
Mungkin cara yang cukup aman adalah menyewa safety box dibank, walau dikenakan biaya sewa, namun cara ini cukup efektif untuk mengatasi resiko investasi emas yang satu ini.
3. Masalah Teknis
Dalam praktik realnya, sering kali para penjual emas tidak atau kurang memahami tentang standar harga dan perhitungan emas yang berlaku, sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal. Belum lagi dari sisi si pembeli (toko emas), toko emas seringkali memanfaatkan para penjual yang tidak atau kurang memahami tentang perhitungan emas, sehingga terkesan tidak transparan, bahkan seringkali memberikan arahan atau penjelasan yang kurang memadai. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah ini, anda lebih baik memahami standar harga dan perhitungan emas agar anda dapat yakin akan proses jual-beli emas yang anda lakukan, dan tentu saja agar tidak tertipu.
Investasi Perak
Investasi perak juga ditawarkan dalam 2 bentuk investasi, logam batangan atau dalam bentuk perhiasan. Biasanya perak dalam bentuk perhiasan akan mempunyai kadar murni yang lebih rendah dibandingkan pada perak batangan. Pada perak batangan tingkat kemurniannya dapat melebihi 92,5% dan akan semakin baik untuk dijadikan investasi bila kadar kemurniannya meningkat. Perak batangan dibagi menjadi 2 jenis tergantung pada kadar kemurniannya, perak dengan kadar 99,9% dan kadar 99,95%.
Macam-Macam Investasi Perak
1. Koin dan Batangan
Bentuk koin dan batangan menjadi jenis investasi yang dapat Anda jadikan sebagai pilihan, terutama bagi Anda yang memang hanya memiliki sejumlah dana investasi yang tidak begitu besar. Di Indonesia sendiri, koin perak dan batangan ini secara resmi dijual oleh PT ANTAM dalam beberapa bentuk.
2. Kontrak Perak Berjangka
Anda juga bisa memilih investasi yang satu ini sebagai pilihan, terutama bagi Anda yang memang tidak ingin mengalami kerepotan untuk menyimpan dan juga mengurus investasi perak Anda dalam bentuk fisik. Investasi berjangka ini akan memungkinkan Anda untuk mendapatkan keuntungan yang sangat besar, sebab investasi ini memang memiliki leverage yang cukup tinggi. Namun, sangat penting bagi Anda untuk memahami dan memiliki kemampuan yang baik terlebih dahulu sebelum akhirnya Anda terjun ke dalam instrumen investasi yang satu ini, sebab risiko yang terkandung di dalamnya juga terbilang tinggi.
3. Perusahaan Pengolahan Perak (Silver–Streaming Companies)
Jika memiliki kemampuan yang cukup baik, Anda juga bisa berinvestasi pada perusahaan perak seperti ini. Di dalam perusahaan ini, berbagai pengolahan logam dilakukan, bahkan mereka bisa mengubah timah menjadi emas dan perak dengan melakukan sejumlah proses pengolahan tertentu. Namun jangan lupa untuk tetap mempertimbangkan risiko yang harus Anda tanggung di dalam investasi ini, sebab aksi mogok tenaga kerja pertambangan dan juga berbagai risiko lainnya juga terbilang sangat besar, pasti akan mempengaruhi kinerja investasi Anda.
4. Perusahaan Pertambangan
Anda juga bisa menginvestasikan dana Anda pada perusahaan pertambangan perak. Sebagaimana jenis saham lainnya, saham perusahaan perak juga bisa saja mengalami masalah yang kemudian menimbulkan turunnya harga secara signifikan. Jika ingin berinvestasi di perusahaan seperti ini, pastikan Anda memiliki sejumlah dana cadangan yang memadai, sebab terlalu berisiko bagi Anda untuk menjual/melepas saham Anda secara terburu-buru ketika kinerja pasar sedang lesu.
Keuntungan Investasi Perak
Berikut adalah beberapa alasan investasi perak lebih digemari dibandingkan investasi emas batangan.
1. Harga perak lebih stabil
Banyak sebab yang menjadikan harga perak lebih stabil. Pertama, pasar internasional untuk perak lebih kecil dibandingkan emas batangan. Terbatasnya pasar global yang tersedia untuk perak ini membuat manipulasi harga menjadi lebih sulit.
Kedua, sejarahnya, bank sentral di dunia lebih fokus sebagai pemegang emas, tidak heran mereka kurang berminat untuk menstabilkan harga perak. Terlebih lagi faktanya, sejak pertengahan tahun 1970, bank sentral lebih memilih portfolio yang terbentuk dari obligasi dan sekuritas. Kondisi makro ekonomi (ekonomi secara keseluruhan) dan tujuan penggunaan perak sebagai bahan produksi dibandingkan aset menjadikan harga perak tidak terlalu fluktuatif. Walaupun emas juga banyak dijadikan sebagai alat produksi, pasar perak yang kecil menjadikan dampak yang dirasakan tidak sebesar pada pasar emas.
2. Harga beli yang lebih terjangkau
Jika Anda ingin berinvestasi perak, Anda tidak memerlukan modal sebesar ketika berinvestasi emas batangan. Ini berarti Anda masih dapat menyisihkan sebagian dana untuk keperluan rumah tangga lainnya. Tentunya harga beli yang murah dan risiko yang minimal menjadikan investasi perak sangat menarik.
3. Kenaikan harga yang cepat
Perak memiliki tingkat kenaikan harga yang lebih tinggi dibandingkan emas batangan. Misalnya emas batangan mengalami kenaikan harga hingga 2 kali lipat, perak batangan dapat mengalami kenaikan harga hingga 3 kali lipat. Ini juga menjadi salah satu alasan perak lebih populer dibandingkan emas
Kekurangan Investasi Perak
Terdapat beberapa kekurangan pada investasi perak.
1. Perawatan perak tergolong sulit
Tidak seperti emas, perak lebih mudah teroksidasi terutama jika tidak dirawat dengan baik. Oksidasi perak akan membuat perak menjadi lebih kusam sampai dengan bernoda hitam, hal ini akan membuat perak tidak laku di pasaran.
2. Informasi penjualan perak yang terbatas
Pasar perak termasuk pasar yang kecil, oleh karena itu informasi mengenai perak sulit didapatkan. Keterbatasan informasi ini yang menjadikan investor kurang berminat pada perak. Walaupun begitu, Anda masih dapat membeli perak secara resmi melalui PT ANTAM atau tempat penjualan emas atau perak resmi lainnya. Sedangkan untuk pembelian perak dalam bentuk perhiasan, Anda dapat membelinya melalui toko perhiasan pada umumnya.
3. Mudah dipalsukan
Baik perak batangan lokal maupun perak batangan impor, keduanya sangat mudah dipalsukan. Bagi investor yang kurang paham akan cara membedakan perak asli dan palsu, investasi perak akan sangat membahayakan.
Cara Membeli Logam Mulia
1. Toko Emas
Tidak semua toko emas melayani logam mulia ANTAM. Kebanyakan toko emas yang ada di Indonesia hanya menjual perhiasan-perhiasan emas.
2. Perusahaan ANTAM, Unit Antam atau Cabang ANTAM
PT. Aneka Tambang Tbk (ANTAM). PT. ANTAM adalah produsen emas di Indonesia. Anda juga dapat membeli emas di butik Antam yang terdapat di daerah-daerah seperti Surabaya, Bandung, Makassar, dan Palembang. Harga emas di kantor butik ANTAM memang sedikit lebih tinggi daripada di Gedung Pusat Antam. Namun harga emas di kantor cabang atau Butik Emas Antam di daerah-daerah sama.
3. Pegadaian  
Anda juga dapat membeli emas atau logam mulia di kantor Pegadaian. Namun tidak semua Pegadaian melayani pembelian secara tunai. Hanya Pegadaian yang punya outlet Galeri 24 saja yang melayani pembelian secara tunai. Emas yang dijual di pegadaian berasal dari PT Aneka Tambang (Antam). Pegadaian juga melayani penjualan emas. Jika emas yang dijual dulunya dibeli dari Pegadaian (dibuktikan dengan sertifikat pembelian), Pegadaian mau membelinya sebesar 97% dari harga pasar. Nilai ini termasuk tinggi karena kebanyakan tempat jual emas lain, seperti Antam, menawarkan 95% dari harga pasar.
cara investasi logam mulia Antam:
=Cara 1 Titip Emas (Logam Mulia)
Salah satu layanan Pegadaian adalah penitipan emas dengan biaya yang relative murah dan jaminan keamanan. Kenapa titip emas di pegadaian lebih aman? Emas yang dititipkan di Pegadaian akan diasuransikan, sesuai dengan nilainya. Biaya penitipan emas di Pegadaian sekitar Rp 20.000 per 100 gram per bulan. Jika seseorang memiliki emas seberat 500 gram, maka biaya titip yang harus dibayarkan adalah 5 x Rp 20.000 = Rp 100.000 per bulan
=Cara 2 Mencicil Emas (Logam Mulia)
Nasabah atau masyarakat juga dapat mencicil emas atau logam mulia di Pegadaian. Caranya cukup sederhana, kita hanya perlu ke kantor Pegadaian terdekat, pilih logam mulia yang ingin dibeli (beratnya). Setelah itu bayar uang muka (down payment) sebesar 20%  – 30% harga emas. Setelah itu cicil sisanya selama 1 bulan hingga 36 bulan. Periode atau tenor cicilan, tentu saja akan mempengaruhi biaya dan jumlah cicilan yang harus dibayarkan. Setelah menyelesaikan administrasi dan biaya-biayanya, kita dapat menerima emas dalam waktu 1 – 2 minggu dari waktu pelunasan. Sistem cicilan emas juga dapat diakses melalui website Pegadaian.
=Cara 3 Tabungan Emas (Logam Mulia)
Layanan tabungan emas milik Pegadaian adalah solusi untuk masyarakat yang ingin berinvestasi logam mulia dengan dana terbatas. Kita dapat membeli emas dengan biaya mulai dari Rp 5.000 atau berat minimal 0,01 gram. Harga emas di tabungan emas, tentu saja disesuaikan dengan harga transaksi.
=Cara 4 Gadai Emas (Logam Mulia)
Anda pasti tahu kan, kalau Pegadaian memiliki layanan utama gadai? Nah jika memiliki emas dan butuh uang cepat, Anda dapat menggunakan layanan gadai emas. Prinsipnya sederhana, Pegadaian akan memberikan pinjaman dengan agunan emas Anda. Jika Anda dapat membayar utang Anda, maka Anda dapat membeli kembali (menebus) emas Anda. Nilai pinjaman gadai emas bervariasi dari 85% harga emas. Contoh jika emas Anda dinilai dengan harga Rp 500.000, maka dana pinjaman yang dapat Anda ambil Rp 425.000.
Biasanya lama penitipan emas di Pegadaian adalah 4 bulan dan dapat diperpanjang dengan tambahan biaya sewa. Biaya gadai di Pegadaian Syaraiah, dihitung per 10 hari masa pinjaman. Biaya gadai di Pegadaian Konvensional, dihitung per 15 hari masa pinjaman.
=Cara 5 Arisan Emas (Logam Mulia)
Cara kelima, investasi emas adalah dengan arisan emas (logam mulia). Kita dapat mengajukan permohonan ke kantor Pegadaian dan membentuk kelompok yang terdiri dari 6 orang atau lebih. Pengundian dilakukan setiap bulannya dan minimal emas 1 gram. Tentunya besaran arisan akan disesuaikan dengan berate mas yang akan dibeli. Untungnya harga yang ditetapkan oleh Pegadaian adalah harga flat, jadi harga emas di pasar mau naik atau turun Anda akan mendapatkan harga yang sama.
4. Bank Syariah
Sejumlah Bank Syariah melayani pembelian emas, misalnya Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank BCA Syariah dan lain sebagainya. Apabila kita membeli emas di Bank Syariah, kita bisa membelinya secara kredit, biasanya dengan menggunakan sistem akad jual beli (murabahah).
Pembelian emas di Bank Syariah juga lebih meringankan keuangan karena pembayarannya bisa lewat mekanisme cicilan per bulan. Bank Syariah juga menerima gadai emas yang telah dibeli dengan nilai hingga 95% dari harga pasar.
5. Toko Emas Online
Sebelum membeli emas di toko online, pastikan untuk mencari tahu toko emas onlineyang terpercaya. Dengan cara memilih toko emas online terpercaya dapat menghindari membeli logam mulia palsu. Di Indonesia ada beberapa toko online yang fokus menjual emas, seperti Orori.com dan ANTAMGold.com.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat membeli emas dari toko online:
  • Harga emas yang ditawarkan.
  • Pilihan pembayaran (termasuk cicilan kartu kredit 0%). Cek kembali apakah ada biaya adminstrasi terkait dengan cicilan kartu kredit.
  • Biaya pengiriman dan asuransi saat mengirimkan logam mulia. Jika pengiriman bermasalah maka logam mulia yang dipesan akan lama sampai di rumah. Sebelum membeli tanyakan terlebih dahulu jasa pengiriman apa yang digunakan.
  • Customer service yang ramah dan solutif.
  • Promo dan kebijakan toko juga harus dipertimbangkan sebelum membeli emas di toko online
6. Marketplace dan E-Commerce
Selain itu Anda juga dapat membeli emas di website-website marketplace, sepertiTokoPedia dan BukaLapak. Namun satu hal yang harus dicatat, penjual di website Marketplace adalah perorangan. Anda harus benar-benar selektif. Seperti contoh berikut ini:
Jika Anda perhatikan gambar di atas, dalam sebuah website e-commerce ataumarketplace, akan ada banyak penjual. Seperti contoh di atas, ada banyak sekali penjual yang menawarkan produk logam mulia emas. Anda dapat langsung membandingkan harga antara penjual yang satu dengan yang lain serta ketersediaan produk.
Berikut ini salah satu tampilan penjual logam mulia di website marketplace.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
=Lihat reputasi
=Lihat review dan baca komentar
=Lakukan chat melalui platform marketplace atau WhatsApp dan telepon
=Jika memungkinkan lakukan COD (cash on delivery), agar lebih aman.
=Jika Anda menggunakan kartu kredit, cek kembali biaya administrasi.
Cari Tempat Membeli Emas yang Aman dan Terpercaya
Saat ini sudah ada banyak pilihlah tempat membeli emas yang aman dan terpercaya. Pelajari terlebih dahulu cara pembelian dan perhatikan detil biaya-biaya yang dikenakan. Semoga investasi emas Anda menjadi lebih mudah.

SUMBER :


3. OBLIGASI
Obligasi adalah istilah dalam pasar modal untuk menyebut surat pernyataan utang penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Penerbit obligasi adalah pihak yang berutang dan pemegang obligasi adalah pihak yang berpiutang. Dalam obligasi, dituliskan jatuh tempo pembayaran utang beserta bunganya (kupon) yang menjadi kewajiban penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Jangka waktu obligasi yang berlaku di Indonesia umumnya 1 hingga 10 tahun.
Indeks obligasi yang pergunakan adalah Infovesta Government Bond Index (IGBI). Karena keterbatasan jumlah data, maka asumsi return dibuat hingga rentang 12 tahun saja. Perhitungan menggunakan data IGBI dari tahun 2001 – 2013. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
Hasil Investasi Rp 1 juta
1 Tahun
2 Tahun
3 Tahun
4 Tahun
5 Tahun
6 Tahun
Tertinggi
1,641,729
1,932,487
2,255,897
2,488,057
2,939,202
3,254,354
Rata-rata
1,157,009
1,331,218
1,498,884
1,686,393
1,908,251
2,149,961
Terendah
821,814
940,508
1,159,575
1,225,173
1,408,686
1,543,769
Asumsi 10%
1,100,000
1,210,000
1,331,000
1,464,100
1,610,510
1,771,561
Ekuivalen Return Per Tahun
Tertinggi
64%
39%
31%
26%
24%
22%
Rata-rata
16%
15%
14%
14%
14%
14%
Terendah
-18%
-3%
5%
5%
7%
8%
Untuk periode 1-6 tahun, hasil investasi Rp 1 juta rata-rata berkembang menjadi Rp 1,15 juta hingga 2,14 juta. Atau dalam persentase return setara dengan 14-16% per tahun secara compounding. Suatu angka yang tidak kecil.
Namun dilihat angka terendahnya, ternyata untuk masa investasi hingga 2 tahun, investor masih bisa mengalami kerugian. Lebih tepatnya untuk investasi senilai Rp 1 juta, hasil terendah yang dialami adalah Rp 821 ribu untuk 1 tahun dan Rp 940 ribu untuk 2 tahun atau setara dengan -18% dan -3%.
Untuk masa investasi 3 tahun, hasil terendahnya sudah positif. Dalam bahasa yang sederhana, jika anda tidak mau mengalami kerugian dalam investasi obligasi, maka berinvestasilah minimal 3 tahun. Sebab secara historis, hasil investasi 3 tahun itu tidak pernah memberikan kerugian bagi investornya.
Hasil Investasi Rp 1 juta
7 Tahun
8 Tahun
9 Tahun
10 Tahun
11 Tahun
12 Tahun
Tertinggi
3,518,240
3,716,322
4,335,512
4,929,457
5,436,759
5,837,787
Rata-rata
2,405,550
2,771,961
3,205,151
3,756,104
4,557,069
5,313,024
Terendah
1,715,764
2,229,694
2,221,482
2,608,899
3,166,242
4,920,757
Asumsi 10%
1,948,717
2,143,589
2,357,948
2,593,742
2,853,117
3,138,428
Ekuivalen Return Per Tahun
Tertinggi
20%
18%
18%
17%
17%
16%
Rata-rata
13%
14%
14%
14%
15%
15%
Terendah
8%
11%
9%
10%
11%
14%
Untuk periode antara 7 – 12 tahun, rata-rata returnnya tidak berbeda jauh dengan periode 1-6 tahun yang berkisar antara 13% – 15%. Jika kita memperhatikan tingkat return terendahnya yang berada di kisaran 8% – 14%, angka tersebut sangat tinggi.
Bagi pengelola dana pensiun dan yayasan, kisaran angka itu sudah mencukupi target tahunan yang harus mereka capai tanpa harus mengambil risiko berinvestasi di saham. Oleh karena itu, tidak aneh jika ketika kita membaca koran, sebagian besar dana kelolaan dari institusi di Indonesia memang ditempatkan pada obligasi pemerintah.
Dengan menggunakan pengolahan data historis indeks obligasi dan angka rata-rata 1 – 12 tahun sebagai acuan maka asumsi return yang wajar untuk obligasi pemerintah adalah 13% – 16%. Angka ini sebenarnya tergolong cukup tinggi. Namun jangan dilupakan bahwa untuk investasi obligasi di Indonesia, investor masih harus dikenakan pajak final sebesar 15%, oleh karena itu jika dilakukan penyesuaian secara sederhana (dikalikan 0.85), maka asumsi return yang wajar untuk obligasi adalah 11% – 13,6%. Untuk periode investasi adalah sebaiknya minimal 3 tahun.
Macam-Macam Obligasi di Indonesia
Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya, yaitu, Obligasi perusahaan dan Obligasi pemerintah. Obligasi pemerintah sendiri terdiri dalam beberapa jenis, yaitu:
1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan;
2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.
Kelebihan Investasi Obligasi
1. Keuntungan yang diperoleh dari kupon (bunga) yang terbagi atas tiga jenis, yaitu kupon tetap (fixed coupon) dan kupon mengambang (floating/variable coupon). Walaupun demikian, ada obligasi yang tak memberlakukan kupon (zero coupon bond). Imbal balik (yield) obligasi yang didapat bisa besar tergantung dari jangka waktu obligasi. Makin lama, makin besar keuntungannya.
2. Keuntungan yang diperoleh dari selisih harga obligasi (dalam persentase) setelah diperdagangkan. Misalnya, harga awal obligasi 100% (disebut harga pari). Ketika hendak dijual, harganya ternyata naik menjadi 115%. Jadi, kalau Anda menjualnya, keuntungan yang didapat 15% (istilahnya capital gain 15%).
3. Aman karena pembayaran kupon dan pokok dijamin UU No. 24 Tahun 2002/UU No. 19 Tahun 2008.
4. Kupon/bunga obligasi lebih tinggi dibandingkan bunga deposito.
5. Mudah untuk diperdagangkan di Pasar Sekunder yang diatur mekanisme Bursa Efek Indonesia (BEI) atau transaksi di luar bursa.
6. Keuntungan Bisa dijaminkan sebagai agunan, seperti obligasi negara.
Kekurangan Investasi Obligasi
1. Penerbit obligasi berisiko gagal bayar dan konsekuensinya investor tak cuma tidak memperoleh untung, tetapi tak mendapatkan kembali seluruh pokok utang. Untungnya, kekurangan ini tak berlaku pada obligasi negara yang terlindungi undang-undang.
2. Rentan terhadap perubahan suku bunga, ekonomi, dan kondisi politik yang tidak stabil. Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada pasar keuangan.
3. Menjual obligasi sebelum jatuh tempo di Pasar Sekunder menimbulkan kerugian bagi investor. Sebab harga jualnya lebih rendah dari harga belinya.
Resiko Investasi Obligasi
1. Gagal bayar (default), Terjadi jika kegagalan emiten untuk melakukan pembayaran bunga serta hutang pokok pada waktu yang telah ditetapkan.
2. Capital Loss, Terjadi jika obligasi yang dijual sebelum jatuh tempo dengan harga yang lebih rendah dari harga belinya.
3. Callability, Terjadi jika sebelum jatuh tempo, emiten mempunyai hak untuk membeli kembali obligasi yang telah diterbitkan.
Cara Membeli Obligasi
Obligasi juga bisa diperjualbelikan. Obligasi didapatkan dari pihak penerbit yang sepakat melakukan jual beli dengan pembeli. misalnya Pemerintah sebagai salah satu penerbit obligasi. Ketika Pemerintah menerbitkan obligasi, investor yang berminat membelinya bisa mendapatkannya di agen penjual. Pembelian lewat agen penjual adalah mekanisme pembelian yang telah ditetapkan Pemerintah. Biasanya Pemerintah menunjuk bank dan lembaga sekuritas sebagai agen penjual obligasi. Jika Anda berminat untuk berinvestasi di ranah obligasi, mari ikuti petunjuk singkat cara membeli obligasi berikut ini.
1. Membuka Rekening
Memilih perusahaan sekuritas yang memiliki divisi fixed income yang menangani pembelian dan penjualan obligasi. Anda disarankan untuk memiliki perusahaan dengan pengalaman, tim yang solid – baiktrader atau dealer ataupun riset serta fee yang kompetitif.
Informasi mengenai perkembangan dan perdagangan obligasi setiap bisa Anda dapatkan melalui pembukaan rekening. Dengan demikian pergerakan pasar obligasi secara akurat dan up to date juga Anda dapatkan.
2. Pahami Produk Obligasi
Pahami secara pasti dan mendetail bahkan menyeluruh mengenai produk investasi, potensi risiko dan juga setiap keuntungan yang Anda dapatkan melalui investasi obligasi.
Anda disarankan untuk mempelajari setiap instrument obligasi secara lengkap agar Anda dapat mengenal jenis investasi dengan baik dan mempermudah Anda dalam pengambilan keputusan investasi.
Setiap instrument obligasi dapat Anda pelajari secara mandiri ataupun informasi yang Anda dapatkan dari bagian riset perusahaan sekuritas, tempat Anda membuka rekening atau bisa juga melalui internet.
3. Lakukan Analisis
Analisis perlu dilakukan agar keputusan yang diambil dapat sesuai dengan apa yang diinginkan, yaitu kestabilan pendapatan.
Lakukan analisis seperti kupon, jangka waktu, nilai penerbitan dan peringkat.
Pertimbangkan juga latar belakang dari profil penerbit (debitur).
Gali informasi selengkapnya mengenai hal tersebut agar Anda mendapatkan kesimpulan apakah Anda akan meminjamkan uang Anda pada perusahaan tersebut atau tidak.
Pertimbangkan untung rugi dengan mendetail.
Sangat disarankan agar Anda membandingkan antara obligasi yang sejenis.
4. Amanat Beli Kepada Trader atau Broker
Jika Anda sudah melalui tahap analisis, Anda akan memperoleh jenis obligasi yang ingin dibeli.
Setelah itu, Anda dapat memberikan amanat pembelian kepada trader atau broker obligasi yang telah Anda pilih.
Selanjutnya, pihak trader akan melakukan pembelian obligasi sesuai dengan jenis serta harga yang diinginkan.
5. Persiapkan Dana Investasi
Setelah amanat pembelian diajukan, tentu dana investasi perlu Anda persiapkan. Jangan sampai Anda mengalami keterlambatan pembayaran karena akan mendapatkan penalti.
Selain, itu jangan biarkan melakukan penempatan dana tunai yang mendadak karena akan mengganggu kelancaran aliran arus kas keuangan Anda dan keluarga.
6. Penyelesaian Pembayaran
Pembayaran obligasi dapat dilakukan melalui transfer ke rekening perusahaan sekuritas yang bersangkutan.
Obligasi yang Anda beli akan tercantum dalam rekening perusahaan sekuritas yang tercatat di KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).
Selanjutnya, administrasi pembukuan akan dilakukan oleh bank kustodian perusahaan sekuritas.

SUMBER


4. SUKUK
Sukuk berasal dari bahasa arab yaitu sak (tunggal) dan sukuk (jamak) yang memiliki arti mirip dengan sertifikat atau note. Definisi sukuk / sertifikat ialah sertifikat bernilai sama dengan bagian atau seluruhnya dari kepemilikan harta berwujud untuk mendapatkan hasil dan jasa didalam kepemilikan aset dan proyek tertentu atau aktivitas investasi khusus, sertifikat ini berlaku setelah menerima niali sukuk, saat jatuh tempo dengan menerima dana sepenuhnya sesuai dengan tujuan sukuk tersebut.
Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), sukuk adalah “certificate of equal value representing undivided shares ownership of tangible asset, usufruct and services (in the ownership of) the assets of particular projects or special investment activity”. Jadi sukuk adalah sebagai sertifikat dari suatu nilai yang dipresentasikan setelah menutup pendaftaran, bukti terima nilai sertifikat, dan menggunakannya sesuai rencana.
Menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 31/DSN-MUI/IX/2002 sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah. sukuk mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Sedangkan menurut Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 tahun 2006 Peraturan No. IX .A. 13, sukuk ádalah efek syariah berupa sertufikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan aset berwujud tertentu nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
Jenis-Jenis Sukuk
=Sukuk Ijarah : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah, dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti perpindahan kepemilikan aset itu sendiri.
=Sukuk Mudharabah: Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudharabah, dimana satu pihak menyediakan modal (rab-al-maal/shahibul maal) dan pihak lain menydiakan tenaga dan keahlian (mudharib), keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan proporsi perbandingan (nisbah) yang disepakati sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, sepanjang kerugian tersebut tidak ada unsur moral hazard (niat tidak baik dari mudharib).
=Sukuk Musyarakah : Sukuk yang diterbitkan berdasarka perjanjian atau akad musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerjasama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan proyek yang sudah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak.
=Sukuk Istishna : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna, dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek atau barang. Adapun harga, waktu penyerahan dan spesifikasi proyek/barang ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.
Pengertian Sukuk Ritel
Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset surat Berharga Syariah Negara, yang dijual kepada individu (ritel) atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui agen penjual, dengan volume minimum yang ditentukan. Sukuk Ritel diterbitkan secara berkala. Dalam setahun, sukuk ritel diterbitkan hingga tiga atau empat kali, tergantung kondisi pasar keuangan dan keuangan negara. Saat ini Sukuk Ritel telah masuk seri 009 yang ditawarkan pada awal Maret 2017 kepada masyarakat Indonesia. Harga kupon Sukuk Ritel SR 009 per unit sebesar Rp 1 juta. Namun nilai pembelian atau investasi minimal sebesar Rp 5 juta dan maksimal sebesar Rp 5 miliar per nasabah. Imbal hasil atau bunga yang diberikan adalah 6,9% per tahun.
Keuntungan Sukuk Ritel Negara
=Adanya jaminan imbalan dan pokok investasi kita melalui Undang-Undang.
=Saat diterbitkan di pasar perdana, imbalan yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tingkat bunga deposito Bank BUMN.
=Besaran imbalan tetap sampai pada waktu jatuh tempo dan dibayarkan setiap bulan.
=Berpotensi mendapatkan keuntungan (capital gain) serta dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
=Masyarakat mendapatkan kesempatan untuk ikut mendukung pembiayaan pembangunan nasional. Selain itu, investor mendapatkan akses untuk beraktivitas di pasar keuangan dengan cara dan metode yang sesuai dengan prinsip syariah.
Kerugian Sukuk Ritel Negara
Kerugian dari SNR adalah pada resiko pasar, resiko likuiditas dan resiko gagal bayar. Apa yang harus dilakukan ketika terjadi gejolak pasar yang mengakibatkan turunnya harga jual SNR Jangan panik, tetap simpan sampai jatuh tempo karena investor tetap mendapatkan imbalan setiap bulannya sampai jatuh tempo. Dan harga SNR akan kembali ke Harga Perdana (100%) pada saat jatuh tempo. Jika ingin menjual SNR sebelum jatuh tempo, juallah pada saat harga pasar (harga jual) lebih tinggi dari harga pembelian.
** NB : Sukuk Negara Ritel/SR memiliki seri yang berbeda2 seperti SR 005, SR 006 yang mungkin memberikan keuntungan yang lebih dari seri sebelumnnya.
Resiko Memiliki Sukuk Ritel
=Resiko Gagal Bayar (Defailt Risk), adalah resiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. berhubung yang menerbitkan pemerintah, resiko ini sangatlah kecil (diasumsikan risk free).
=Resiko Pasar (Market Risk), adalah potensi kerugian bagi nvestor (capital loss) karena menjual sukuk ritel sebelum jatuh tempo (pada saat nilainya turun).
=Resiko Likuiditas (Liquidity Risk), adalah kesulitan dalam pencairan, resiko ini bisa disebabkan karena kecenderungan produk syariah di-hold (tidak diperjual belikan hingga jatuh tempo), tetapi untuk sukuk ritel para agen penjual telah menjamin untuk membeli kembali barang yang dijual oleh investor. resiko yang bisa terjadi adalah investor terpaksa menjual kepada agen penjual dengan harga di bawah harga pasar. apabila pembelian dalam jumlah tidak besar, bunganya yang relatif kecil dan ditransfer ke bank bisa menjadi tidak signifikan dan bisa terpakai.
Cara Membeli Sukuk Ritel 
Sukuk Ritel bisa didapatkan dengan cara menghubungi agen penjual resmi yang telah ditunjuk secara khusus oleh pemerintah. Anda harus memiliki dana sejumlah Rp5 juta. Ini merupakan jumlah dana minimal yang ditetapkan oleh pemerintah selaku pihak penerbit. Anda juga wajib untuk mengetahui dan mempelajari dengan jelas mengenai berbagai ketentuan dan biaya yang diterapkan di dalamnya, hal ini akan menghindarkan anda dari berbagai kerugian yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Pada dasarnya setiap agen penjual akan menerapkan sejumlah biaya yang berbeda-beda, karena itu sangat penting bagi anda untuk menanyakannya di awal. Berbagai prosedur lainnya juga wajib untuk anda ketahui, seperti: proses penjualan kembali, konsekuensi penjualan sebelum jatuh tempo, dan yang lainnya.
Akan sangat baik jika anda membelinya pada saat peluncuran, maka anda akan mendapatkan pasar perdana yang memungkinkan anda membeli dengan harga 100. Artinya, jika anda membeli ORI dengan dana investasi sebesar Rp 5 juta, maka nilai ORI atau Sukuk Ritel yang anda dapatkan adalah sebesar Rp5 juta juga.
Namun, hal ini tidak akan berlaku jika anda membelinya setelah masa peluncuran usai, maka anda akan membelinya di pasar sekunder atau yang biasa disebut pasar setelah peluncuran. Dalam kondisi seperti ini, bisa saja harga yang akan anda dapatkan lebih tinggi dari nilai ORI atau Sukuk Ritel itu sendiri. Misalnya anda membeli di harga 110, maka untuk mendapatkan ORI atau Sukuk Ritel dengan nilai Rp5 juta, anda harus mengeluarkan dana sejumlah Rp5,5 juta (110 / 100 x Rp5 juta). Jumlah dana yang anda keluarkan tentu akan menjadi lebih besar dari nilai ORI atau Sukuk Ritel itu sendiri.

SUMBER :


5. REKSADANA
Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di Pasar dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa sahamobligasipasar uang ataupun efek/sekuriti lainnya. Dengan usia lebih dari 10 tahun, kinerja reksa dana yang memiliki dana kelolaan sebesar Rp67,26 miliar per Januari 2017 ini, dibagi tiga periode dengan jangka waktu masing-masing 3 tahun untuk menguji kestabilan pertumbuhan return. 
Berdasarkan grafik data historikal di atas, return yang dihasilkan reksa dana ini pada periode pertama (28 Februari 2014 – 28 Februari 2017) sebesar 30,54 persen. Kemudian, pada periode kedua (28 Februari 2011 – 28 Februari 2014) return reksa dana tumbuh 39,43 persen dan 32,64 persen pada periode ketiga (28 Februari 2008 – 28 Februari 2011).
Apabila melihat data tersebut, pertumbuhan 3 tahunan reksa dana ini cenderung stabil dengan hasil di atas 30 persen. Bahkan dalam periode 10 tahun tersebut, reksa dana ini mampu tumbuh kembali setelah melewati masa krisis di tahun 2008 dan perlambatan ekonomi di tahun 2015.  Dalam hal ini, keuntungan reksa dana di masa depan memang tidak dapat ditentukan secara pasti sebab pertumbuhan aset reksa dana dipengaruhi oleh banyak faktor baik dalam maupun luar negeri. Namun, dengan melihat data kinerja masa lalu reksa dana ini, kita dapat memperkirakan seberapa besar pertumbuhan return reksa dana ketika terjadi kontraksi maupun ekspansi ekonomi.
Pratama Berimbang ini dapat menjadi salah satu produk pilihan bagi investor yang memiliki profil risiko moderat (sedang) dan bertujuan untuk investasi jangka menengah periode 3-5 tahun. Namun perlu diketahui, reksa dana yang bersifat agresif ini juga mengandung risiko fluktuasi pasar tinggi dalam pergerakan hariannya (jangka pendek).  Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada produk ini, ada baiknya investor dapat membaca dan memahami isi prospektus reksa dana. Hal ini dilakukan agar investor dapat mengetahui secara pasti mengenai potensi return dan risiko dari reksa dana ini. (hm)
Jenis-Jenis Reksadana
1. Reksadana Saham
Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham dan deviden. Reksadana saham memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang paling besar demikian juga dengan risikonnya.
2. Reksadana Campuran
Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya tidak termasuk dalam kategori reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Potensi hasil dan risiko reksadana campuran secara teoretis dapat lebih besar dari reksadana pendapatan tetap namun lebih kecil dari reksadana saham.
3. Reksadana Pendapatan Tetap.
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang malakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang. Risiko investasi yang lebih tinggi dari reksadana pasar uang membuat nilai return bagi reksadana jenis ini juga lebih tinggi tetapi tetap lebih rendah daripada reksadana campuran atau saham.
4. Reksadana Pasar Uang.
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang melakukan investasi 80% pada efek pasar uang yaitu efek hutang yang berjangka kurang dari satu tahun, seperti SBI, deposito. Reksadana pasar uang merupakan reksadana yang memiliki risiko terendah namun juga memberikan return yang terbatas.
5. Reksadana Index
Reksadana Index adalah reksadana yang isinya adalah sebagian besar dari index tertentu (tidak semua, yang penting merefleksikan index tersebut) dan dikelola secara pasif, artinya tidak melakukan jual beli di bursa, kecuali ada subscription baru atau redemption, oleh karenanya reksadana index biasanya keuntungan dan kerugiannya sejalan dengan index tersebut (jika ada selisih, biasanya selisihnya kecil). Jika reksadana tersebut diperjualbelikan di bursa, maka disebut Exchange Traded Fund (ETF) dan harganya berfluktuasi tiap detiknya, sehingga sebenarnya mirip saham. Keduanya, baik reksadana index maupun ETF disebut pengelolaaan dana index dan di Amerika Serikat pada tahun 2013, mencakup 18,4% dari seluruh pengelolaan dana bersama (mutual funds).[2]
Kelebihan Investasi Reksadana
1. Diversifikasi investasi
Dana yang terkumpul dalam reksa dana di investasikan dalam portofolio yang terdiri dari berbagai jenis saham, obligasi, commercial paper dan surat berharga lainnya yang berbeda profil resikonya. Dengan demikian, resiko investasi akan tersebar – walau tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Apabila investasi pada satu instrumen investasi merugi, maka dapat dikompensasikan dengan keuntungan dari instrument investasi yang lainnya. Oleh karena itu resiko yang timbul dalam reksa dana tidak sebesar risiko bila investasi dilakukan hanya pada satu – dua jenis surat berharga saja.
2. Pengelolaan investasi secara professional
Reksa dana dikelola oleh manajer investasi, yaitu pihak professional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam mengelola dana investasi. Sedangkan dana investor (masyarakat) yang terkumpul di simpan pada bank kostudian (tempat penitipan kolektif dan administrator portofolio efek) yang independen dan tidak terafiliasi dengan manajer investasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan dana masyarakat (investor). Manajer investasi dan bank kostudian ini harus mendapatkan persetujuan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh OJK. Hal ini tentu sangat membantu investor dalam mengelola investasi karena cukup sulit bagi investor untuk mengurus administrasi, mengumpulkan informasi, melakukan riset, melakukan keputusan investasi dengan keterbatasan waktu yang dimilikinya. 
3. Likuiditas yang tinggi
Dalam reksadana ada kewajiban untuk membeli kembali unit penyertaan sehingga kapan saja investor memerlukan uang tunai, bisa dengan mudah dan cepat didapatkan sesuai ketetapan masing – masing reksa dana. Hal ini penting ketika investor memerlukan dana cepat atau menghadapi situasi darurat (emergency).
4. Biaya relatif murah
Biaya transaksi reksa dana lebih efisien di bandingkan melakukan transaksi sendiri – sendiri di bursa. Hasil investasi reksadana bukan objek pajak karena kewajiban pajak sudah dipenuhi oleh reksa dana. Pembelian dan penjualan reksadana sejauh ini juga tidak dikenakan pajak.
5. Transparan
Manajer investasi berkewajiabn untuk mengumumkan nilai aktiva bersih (NAB) portofolio reksa dana setiap hari di surat kabar atau internet serta menerbitkan laporan keuangan dan prospektus secara rutin. Dengan ini investor dapat mengetahui perkembangan investasinya setiap saat.
6. Murah dan terjangkau
Kebanyakan unit reksa dana dapat dibeli dengan setoran awal kurang dari Rp 500.000,-. Sehingga siapapun dapat mulai berinvestasi dalam reksa dana dan mendapat seluruh manfaatnya.
7. Alternatif instrumen dan sumber pendanaan investasi
Investor institusi seperti dana pensiun, bank, perusahaan asuransi dan instansi lainnya dapat menggunakan reksa dana untuk mendiversifikasikan dana mereka yang menganggur (idle). Dana yang terkumpul dalam reksa dana juga merupakan sumber pendanaan investasi yang dibutuhkan oleh emiten atau perusahaan. Jadi ketika perusahaan menerbitkan surat berharga untuk menunjang perkembangan bisnis, mereka dapat memperoleh pendanaan dari uang investor yang dihimpun melalui reksadana tersebut.
Kekurangan Investasi Reksadana
1. Return reksa dana fluktuatif dan tidak di jamin
Nilai reksa dana bisa naik atau turun hingga investor dapat kehilangan seluruh investasinya. Naik turun nilai investasi reksa dana ini tidak di jamin oleh OJK atau siapapun. Sehingga jika terjadi hal – hal yang tidak di inginkan seperti krisis ekonomi atau perusahaan bangkrut maka investor bisa kehilangan seluruh  investasinya. 
2. Kurangnya kendali
Sebagai investor reksa dana anda memberikan dana dan hak untuk membuat keputusan investasi mengenai surat berharga apa yang di beli atau di jual kepada manajer investasi. Oleh karena itu sangat penting untuk memilih manajer investasi yang berkualitas. Sebaliknya keputusan investasi dalam saham atau obligasi adalah sepenuhnya di tangan investor.
3. Sulit menganalisa reksadana yang berkualitas
Informasi nilai aktiva bersih (NAB) yang diberikan oleh manajer investasi hanya memberikan gambaran ddari nilai total dari portofolio di kurangi kewajiban sedangkan informasi rinci seperti kinerja perusahaan (pendapatan, laporan keuangan) tempat dana di investasikan tidak diberikan secara rinci. Sehingga investor sulit melakukan perbandingan reksa dana mana yang lebih berkualitas.
Risiko Investasi Reksadana
1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.
2. Risiko Likuiditas
Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar biasa sehingga memengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi sebagai pengelola Reksadana tersebut.
3. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit Penyertaan Reksadana akan mengalami penurunan juga. Oleh karena itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.
4. Risiko Default
Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya dihindari dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi secara ketat.
Cara Investasi Reksadana
  1. Tentukan Reksadana mana yang sesuai dengan profil resiko anda. Misalnya jika anda ingin uang anda lebih aman dengan hasil keuntungan yang terbatas, maka anda bisa memilih Reksadana pasar uang, pendapatan tetap dan terproteksi. Jika anda ingin keuntungan yang lebih tinggi dan sanggup menerima resiko yang lebih tinggi, maka Reksadana campuran dan saham cocok untuk anda.
  2. Langkah kedua adalah memilih produk Reksadana sesuai dengan pilihan jenis Reksadana anda. Misalnya ada Reksadana A yang tahun ini untung 50%, namun tahun lalu rugi 10% dan dua tahun sebelumnya rugi 20%, dan Reksadana B yang tahun ini untung 30%, tahun lalu untung 15% dan dua tahun sebelumnya untung 5%. Pilihan kita akan jatuh pada Reksadana B yang lebih konsisten. Misalnya jika anda memilih Reksadana Saham, maka 3 besar Reksadana yang memiliki return 3 tahun paling tinggi adalah MNC Dana Ekuitas, Panin Dana Prima, dan Panin Dana Maksima.
  3. Selanjutnya anda bisa mencari informasi lebih lanjut mengenai Reksadana tersebut di internet dan menghubungi pihak yang menjual Reksadana tersebut. Anda perlu mengetahui biaya yang dikenakan pada Reksadana tesebut, misalnya berapa biaya pembelian dan penjualannya.
  4. Setelah menentukan akan berinvestasi di produk Reksadana yang mana, anda dapat mulai membelinya. Tips saya adalah rajinlah menyisihkan minimal 20% dari penghasilan anda untuk membeli Reksadana tersebut tiap bulannya.


SUMBER :


6. SAHAM
Definisi saham adalah surat berharga yang merupakan tanda bukti kepemilikan perorangan atau badan usaha sebagai penyertaan modal pada sebuah perusahaan. Jadi, dengan selembar saham artinya pemiliknya mempunyai satu bagian kepemilikan. Untuk mengembangkan usahanya, sebuah perusahaan harus melakukan penghimpunan dana yang akan dialokasikan untuk menyewa tenaga ahli atau mungkin membuka kantor cabang.
Dalam rangka melakukan usaha ini perusahaan akan menjual saham perusahaan kepada investor atau meminjam uang dari bank. Jadi dengan membeli saham artinya Anda menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut walaupun saham yang Anda miliki bernilai kecil. Konsekuensinya Anda akan mendapat bagian keuntungan perusahaan sekaligus aset. Walaupun demikian adalah kenyataannya tetapi pembeli saham perorangan sangat jarang berpikir bahwa mereka adalah salah satu pemilik perusahaan dan juga merasa tak berhak untuk memberikan suara kepada perusahaan. Yang penting pula Anda ketahui dari pengertian investasi saham adalah struktur kepemilikan sebuah saham karena akan menentukan nilainya. Seandainya pemilik saham tak mengklaim keuntungan perusahaan maka surat berharga tersebut tak lebih dari selembar sertifikat dengan cetakan yang tercantum di atasnya.
Investor akan bersedia menghargai lebih untuk saham tersebut seiring dengan semakin meningkatnya profit perusahaan. Perlu Anda ketahui bahwa nilai saham bisa mengalami penurunan atau pun peningkatan atau fluktuasi yang disebut dengan istilah volatile atau fluktuasi dengan tajam tergantung dari keadaan pasar global. rata-rata keuntungan yang diperoleh dar‎I deposito bank dalam jangka waktu 5 tahun hanya 6,39% dan 7,44% dalam 10 tahun. Sementara rata-rata return tahunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam 5 tahun mencapai 16,72% dan 24,35% dalam 10 tahun, 3 kali lipat deposito. Contoh lainnya, saham PT Astra Internasional Indonesia Tbk (ASII) return tahunannya rata-rata 18,85% dalam 5 tahun dan 39,58% dalam 10 tahun. Saham BRI (BBRI) mencapai 26,75% dalam 5 tahun dan 28,2% dalam 10 tahun. Saham Unilever (UNVR) return-nya rata-rata 24,62‎% dalam 5 tahun, 26,65% dalam 10 tahun.
Jenis-Jenis Saham
Jenis-jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
Kapitalisasi Pasar adalah harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar di pasar. Suatu saham yang berkapitalisasi besar biasanya lebih likuid atau mudah diperjualbelikan di bursa.
1. Saham Unggulan atau Papan Atas (Blue Chip - big cap)
Saham yang termasuk kategori ini adalah saham berkapitalisasi pasar diatas Rp. 40 triliun. Selain berkapitalisasi besar saham-saham ini juga tergolong blue chip, yaitu saham perusahaan besar dengan kinerja dan fundamental yang baik, dikelola dengan professional, bergerak pada bidang industri yang dibutuhkan banyak orang, dapat mencetak untung besar dan rutin membagikan dividen. Saham ini fundamentalnya kuat dan tidak mudah digoreng oleh bandar karena kapitalisasi pasarnya besar dan jenis saham ini juga layak dimiliki untuk investasi jangka panjang dibandingkan dengan saham lain.
2. Saham Lapis Kedua (Second Layer – medium cap).
Saham-saham perusahaan yang lebih kecil dari saham blue chip. Kapitalisasi pasarnya antara Rp. 1 triliun sampai Rp. 40 triliun. Pergerakan harga saham lapis kedua biasanya berfluktuatif dan fundamental perusahaan cukup baik, tetapi masih dalam tahap prospek berkembang. Beberapa saham lapis kedua juga tidak begitu likuid dan rentan terhadap aksi goreng-menggoreng di bursa.
3. Saham Lapis Ketiga (Third Layer – small cap)
Saham-saham jenis ini memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang amat kecil, yaitu dibawah Rp. 1 triliun. Jenis saham ini juga sering dikenal sebagai saham tidur dan sedikit orang yang memilikinya.
Jenis-jenis saham berdasarkan likuiditas saham.
Mudah atau tidaknya Anda membeli atau menjual saham ditentukan oleh likuiditas saham tersebut. Berdasarkan likuiditasnya, karakter saham dapat dikategorikan menjadi :
1. Saham berlikuiditas tinggi
Jenis saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan mempermudah investor untuk membeli dan menjual saham tersebut. Umumnya saham-saham yang termasuk dalam kategori ini adalah saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar (big cap) dan fundamental yang bagus, tetapi tidak semua saham yang fundamentalnya bagus memiliki likuiditas yang tinggi.
2. Saham musiman (cyclical stock)
Saham jenis ini akan bergerak aktif apabila ada peristiwa tertentu yang mempengaruhi kondisi bisnis emiten tersebut, baik itu peristiwa politik, ekonomi, hari raya keagamaan, liburan sekolah.
3. Saham tidur
Saham ini tingkat likuiditasnya sangat rendah. Umumnya saham ini akan bergerak apabila ada aksi korporasi (corporate action) atau berita yang terkait dengan eksistensi emitennya. Informasi yang ada mengenai perusahaan tersebut biasanya hanya berupa rumor, tapi pergerakan harga sahamnya dapat sangat drastis. Saham ini sering kali menjadi sasaran empuk bagi para Bandar dalam aksi goreng-menggoreng.
Jenis-jenis saham berdasarkan kepemilikannya.
1. Saham Biasa (Common Stock)
Sebagian besar saham yang beredar di bursa adalah saham umum. Pemilik saham ini akan menerima dividen jika perusahaan memperoleh laba dan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau hutang pada pihak lain sudah dilunasi.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang sahamnya secara pasti. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham preferen ini ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah ditetapkan.
Kelebihan Investasi Saham
1. Memberikan potensi return yang tinggi dan berkesinambungan.
2. Sangat likuid, saat anda ingin menjualnya, pembeli tersedia. (hal ini dikarenakan Saham memiliki bursa tersendiri yakni Bursa Efek Indonesia yang mempertemukan pihak penjual dan pembeli.)
3. Tidak memerlukan rekruitmen karyawan baru
4. Tidak memerlukan perawatan
5. Tidak perlu membayar pajak selama memilikinya.
6. Nilai saham dapat dipantau dengan mudah di media – media cetak maupun visual.
Kekurangan Investasi Saham
1. Potensi return yang tinggi pada saham kadang juga diiringi potensi rugi yang besar akibat salah pilih saham.
2. Karena sangat likuid, kadangkala menjadikannya terlalu fluktuatif sehingga saat kita mau menjual harganya tidak sesuai ekspektasi.
3. Tidak memerlukan pegawai, artinya anda sendiri yang memantau investasi saham anda.
4. Kadangkala investor melupakan investasinya karena sibuk pada urusan lain sehingga investasinya terbengkalai.
5. Karena harga saham sangat mudah dipantau, kadangkala mempengaruhi psikologis investor untuk bertindak irasional, terlalu optimis, kadang emosional, dan panik. Bandingkan jika seseorang memiliki tanah untuk investasi, karena harga pasaran sulit diketahui, investor tanah tersebut tidak tahu perubahan harga secara harian.
Risiko Berinvestasi Saham
1. Capital Loss
Capital Loss adalah kerugian yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli saham. Capital Loss Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga belinya.
Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal mendapatkancapital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor menjual sahamnya lebih rendah harganya dari harga belinya, dengan demikian investor mengalami capital loss
2. Tidak Mendapat Dividen
Perusahaan hanya akan membagikan dividen jika perusahaan dapat menghasilkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
Selain itu, Dividen biasanya diputuskan melalui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Jika mayoritas pemegang saham tidak setuju untuk membagikan dividen dengan pertimbangan tertentu, walaupun perusahaan membukukan keuntungan, pemegang saham pun tidak mendapatkan dividen.
3. Risiko Suspend
Jika suatu saham terkena suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga saham yang di suspend tersebut dicabut dari statussuspend.
Jangka waktu suspend bervariasi, biasanya berlangsung dalam waktu singkat, seperti 1 hari perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan saham diberhentikan sementara perdagangannya:
Harga sahamnya mengalami lonjakan, atau penurunan harga yang luar biasa dalam waktu singkat.
Perusahaan tersebut dipailitkan oleh kreditornya.
Suatu kondisi yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tersebut untuk kemudian diminta konfirmasi lainnya, misalnya bila perusahaan tidak memberi laporan keuangan hingga batas waktu yang ditentukan.
Jika setelah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka status suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula.
4. Risiko Delisting Saham
Risiko lain yang dihadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek (delisting). Suatu saham perusahaan di-delist di bursa umumnya karena kinerja perusahaan yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa.
Adapula perusahaan yang di delist keluar dari bursa dengan tujuan Go Private, perusahaan yang melakukan Go Private tidak merugikan investor karena perusahaan penerbit saham tersebut melakukan Buy Back terhadap saham yang diterbitkan.
5. Risiko Bangkrut dan Dilikuidasi
Jika perusahaan dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan perusahaan tersebut dibubarkan, maka akan berdampak pada pemegang saham. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, hak klaim dari pemegang saham biasanya mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi kepada kreditur dan pemegang obligasi. Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham, tidak akan memperoleh apa-apa. Ini adalah risiko terberat bagi pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan yang sahamnya dimiliki olehnya.
Cara Membeli Saham
1. Kenali Produk Saham
Selain mengetahui keuntungan investasi saham, anda pun harus mngetahui resiko berinvestasi saham sebelum anda memulainya. Walaupun keuntungan investasi saham sangat menggiurkan maka anda harus bijak dan cermat karena potensi kerugian cukup tinggi. Sebelum memulai anda harus mengerti jenis investasi ini sangat cocok untuk jangka panjang, jika tujuan investasi jangka pendek carilah investasi lainnya yang lebih cocok.
2. Memilih Perusahaan Sekuritas
Anda harus memilih perusahaan sekuritas / boker saham / pialang saham sebagai perantara untuk jual beli ataupun sebagai manager investasi. Perusahaan sekuritas tempat pembelia saham yang dimiliki pemerintah / BUMN (BNI Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dll), yang di miliki swasta nasional (Sinarmas Sekuritas, Panin Sekuritas, dll) dan milik perusahaan asing (JP Morgan Securities, Kim Eng Securities, dll)
3. Membuat Rekening
Pembukaan rekening saham sangat mirip dengan pembuatan rekening tabungan, dimana anda harus mengisi beberapa data pribadi. Untuk membuka rekening saham di perushaan sekuritas tentunya memerlukan biaya awal, ada yang mensyaratkan saldo minimal 5 juta, namun ada juga yang lebih
4. Memilih Saham
Anda harus memilih saham yang tepat yaitu saham yang memberikan keuntungan besar namun resikonya kecil untuk investasi anda. Dalam pemilihan saham yang tepat, anda harus melakukan analisa tentang kondisi perusahaan yang sahamnya akan dibeli tersebut. Apakah perusahaan tersebut sehat dan berkembang? Dan memperhatikan grafik harga saham yang bersangkutan agar menentukan timing pembelian yang tepat.
5. membeli saham
2 cara membeli saham yaitu :
=Melalui broker (pialang saham) yaitu anda meminta broker (tempat anda membuka rekening saham) melakukan pembalian saham untuk anda
=Melalui langsung secara online yaitu anda membeli saham sendiri melalui Triding Saham Online System. Sistem ini biasanya disediakan oleh broker kepada para nasabahnya kemudian diinstal di perangkat komputer / gadget masing – masing

SUMBER :
https://www.finansialku.com/mengenal-risiko-dan-keuntungan-berinvestasi-saham/ (diakses 25/112017)

selesai.. jika anda ingin berinvestasi pilihlah intrumen investasi yang tepat, lakukan analisis dan mengetahui apa saja kelebihan, kekurangan dan resiko dari investasi yang anda pilih tersebut. jika pilihan investasi anda sudah tepat , mulailah berinvestasi .
terima kasih